BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sebelum datangnya
islam di Arab, zaman itu di kenal dengan zaman zahiliyah. Dimana saat itu
kekacauan terjadi dimana-mana, kemaksiatan pun terjadi dimana – mana. Lalu
lahirlah Nabi Muhammad SAW yang merubah zaman jahiliyah ke zaman terang
benderang.
Nabi Muhammad
membawa agama yang di ridhai oleh Allah SWT, beliau melakukan dakwahnya dimulai
dengan cara sembunyi – sembunyi yang dimulai dari orang yang terdekat dulu, dan
kemudian melakukan dakwahnya secara terang – terangan.
Namun dalam dakwahnya banyak sekali hambatan dan ancaman
dari kaum kafir Quraisy samapi mau membunuhnya, nabi Muhammad pun melakukan
dakwahnya di 2 periode yaitu di Mekah dan Madinah, maka dari itu penulis
menyusun makalah yang berjudul”DAKWAH NABI MUHAMMAD SAW DI MEKAH DAN MADINAH’’.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 DAKWAH NABI MUHAMMAD DI
MEKAH
2.1.1 Dakwah secara sembunyi-sembunyi (selama 3 tahun)
Pada
saat masyarakat Arab melaksanakan peribadatan terhadap Ka’bah dan penyembahan
berhala, juga patung-patung yang disucikan oleh seluruh Bangsa Arab, cita-cita
Rasulullah saw untuk memperbaiki keadaan mereka tentu bertambah sulit. Maka
dalam menghadapi kondisi tersebut, tindakan yang paling bijaksana adalah dengan
memulai dakwah secara sembunyi-sembunyi, agar penduduk Makkah tidak kaget
karena harus menghadapi sesuatu yang menggusarkan mereka dengan tiba-tiba.
Rasulullah
saw menampakkan Islam pada awal mulanya kepada orang yang paling dekat dengan
beliau, anggota keluarga dan sahabat karib beliau. Mereka adalah orang yang
sudah beliau kenal baik, dan mereka mengenal baik beliau, mereka yang diketahui
mencintai kebaikan dan kebenaran, dan mereka juga mengenal kejujuran dan
kelurusan beliau. Mereka yang diseru ini, langsung memenuhi seruan beliau,
karena mereka sama sekali tidak menyangsikan keagungan diri beliau dan
kejujuran kabar yang beliau sampaikan.
Mereka
dikenal dengan As-Sabiqunal Awwalun
(yang terdahulu dan yang pertama-tama masuk Islam), yaitu istri beliau, Ummul
Mukminin Khadijah binti Khuwailid, pembantu beliau, Zaid bin Haritsah, anak
paman beliau, Ali bin Abu Thalib, dan sahabat karib beliau Abu Bakar
Ash-Shiddiq. Mereka adalah orang-orang yang masuk Islam pada hari pertama
dimulainya dakwah.
Abu
Bakar sangat bersemangat dalam berdakwah kepada Islam, sehingga dia menyeru
kepada orang-orang dari kaumnya yang dapat dipercayainya, dan ada beberapa
orang yang masuk Islam, seperti Utsman bin Affan Al-Umawy, az-Zubair bin Al-Awwan
Al-Asady, Abdurrahman bin Auf, Sa’ad bin Abi Waqqash, dan Thalhah bin
Ubaidillah.
Setelah
melihat kejadian di sana-sini, ternyata dakwah Islam sudah di dengar
orang-orang Quraisy pada tahapan ini, sekalipun masih dilakukan secara
sembunyi-sembunyi dan perorangan, namun mereka tidak peduli.Tapi, seiring
waktu, ada pula perasaan khawatir yang mulai menghantui mereka karena pengaruh
tindakan beliau, dan mereka mulai menaruh perhatian terhadap dakwah beliau.
Selama
tiga tahun dakwah masih dilakukan secara sembunyi-sembunyi dan
perorangan.Selama jangka waktu ini telah terbentuk sekelompok orang-orang
Mukmin yang saling menguatkan hubungan persaudaraan dan saling membantu.
Penyampaian dakwah terus dilakukan, hingga turun wahyu yang mengharuskan
Rasulullah saw menampakkan dakwah kepada kaumnya, menjelaskan kebatilan mereka
dan menyerang berhala-berhala sesembahan mereka.
2.1.2
Dakwah secara terang-terangan
Wahyu
pertama yang turun dalam masalah ini adalah firman Allah SWT dalam Al-Qur’an
surat Asy-Syu’ara ayat 214, “Dan, berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu
yang dekat.” Permulaan ayat Asy-Syu’ara yang memuat ayat ini menyebutkan kisah
Musa as dari permulaan nubuwah hingga hijrah beliau bersama Bani Israel, dan
tahapan-tahapan yang dilalui Musa as selama menyeru Fir’aun dan kaumnya kepada
Allah SWT. Hal ini disampaikan agar Rasulullah saw dan para sahabatnya
memperoleh sedikit gambaran mengenai hal-hal yang akan mereka hadapi ketika
menampakkan dakwah.
Langkah
pertama yang Rasulullah saw lakukan setelah turun ayat tersebut, ialah dengan
mengundang Bani Hasyim. Mereka memenuhi undangan ini, sejumlah empat puluh lima
orang dari Bani Al-Muththalib bin Abdi Manaf, dan terjadi dialog pembuka, yang
diawali oleh Abu Lahab yang mewakili Bani Al-Muththalib bin Abdi Manaf dengan
Rasulullah saw yang mulai menjelaskan mengenai surga dan neraka. Pada akhir
dialog tersebut, mereka mengingkari segala yang disampaikan oleh Rasulullah
saw, kecuali Abu Thalib, yang telah mendukung dan akan melindungi Rasulullah
saw selama hidupnya.
Setelah
Rasulullah saw yakin atas janji Abu Thalib untuk melindungi dalam menyampaikan
wahyu dari Allah SWT, maka suatu hari beliau berdiri di atas Shafa, lalu
berseru, “Wahai semua orang!”.Maka semua suku Quraisy berkumpul memenuhi seruan
beliau, lalu beliau mengajak mereka kepada tauhid dan iman kepada risalah
beliau serta iman kepada hari kiamat.Fanatisme kekerabatan yang selama ini
dipegang erat bangsa Arab menjadi mencair dalam kehangatan peringatan yang
dating dari sisi Allah SWT ini.
Pada
saat dakwah secara terang-terangan ini, Rasulullah saw banyak menghadapi
rintangan, diantaranya seperti penghinaan, penyebaran anggapan-anggapan yang
menyangsikan ajaran-ajaran beliau dan diri beliau, melawan Al-Qur’an dengan
dongeng orang-orang dahulu dan menyibukkan manusia dengan dongeng-dongeng itu
agar meninggalkan Al-Qur’an, juga menawarkan berbagai hal untuk mempertemukan
Islam dan Jahiliyyah di tengah jalan (Al-Qalam:9).
Pada
masa ini juga, seorang Hamzah bin Abdul Muththalib masuk Islam, beliau adalah seorang
pemuda Quraisy yang terpandang dan menyadari harga dirinya, begitu marah saat
Abu Jahal melewati Rasulullah saw di Bukit Shafa, lalu Abu Jahal mencaci maki
dan melecehkan Rasulullah saw, namun Rasulullah saw hanya diam saja, dan pada
saat bertemu Abu Jahal, Hamzah menyatakan bahwa dia tidak rela Abu Jahal
bersikap seperti itu pada Rasulullah saw, dan menyatakan dukungannya terhadap
Rasulullah saw. Selain Hamzah yang masuk Islam, juga seorang Umar bin Khattab,
yang dikenal sebagai orang yang memiliki watak temperamental, masuk Islam,
setelah mendengar adik dan iparnya membaca Al-Qur’an, dan dia pun bertemu
langsung dengan Rasulullah saw untuk menyatakan ke-Islam-annya.
Walaupun
Islam telah memiliki Hamzah dan Umar, namun, Abu Thalib masih meminta kepada
anggota keluarganya yang lain untuk memberikan perlindungan kepada Rasulullah
saw, karena Abu Thalib yakin bahwa orang-orang Musyrik masih memiliki beragam
cara untuk merusak perlindungannya terhadap Rasulullah saw. Hanya saudaranya
yang tidak bersedia bergabung, Abu Lahab, dia memisahkan diri dari mereka dan
bergabung bersama orang-orang Quraisy lainnya.
2.1.3 Dakwah kepada berbagai Kabilah & Individu
Sejumlah
kabilah yang mendapatkan penawaran dari Rasulullah saw, dan penolakan mereka,
di antaranya:
1.
Bani Kalb,
2.
Bani Hanifah.
3.
Bani Amir bin Sha’sha’ah
2.1.4 Dakwah
dengan korespondensi ke sejumlah Raja & Amir
Pada
awal bulan Muharram tahun 7 H, beberapa hari sebelum pergi ke Khaibar,
Rasulullah saw mengutus para kurir untuk menemui beberapa raja, dengan membawa
surat yang berisi seruan kepada Islam, yang disertai cincin stempel terbuat
dari perak dengan cetakan yang berbunyi, “Muhammad Rasul Allah”.
Diantara
sejumlah Raja & Amir tersebut adalah:
1. Raja
Habasyah, Najasyi. Surat yang sampai kepada beliau adalah surat yang dibawa
Ja’far ketika dia hijrah ke Habasyah bersama rekan-rekannya semasa periode
Makkah. Di akhir surat disebutkan orang-orang yang hijrah dengan bunyi, dengan
bunyi : “Aku telah mengutus kepada kalian anak pamanku, Ja’far bersama beberapa
orang Muslim. Jika dia telah datang, maka terimalah dia, dan janganlah berbuat
sewenang-wenang kepadanya.” Setelah Amr bin Umayyah adh-Dhamry menyampaikan
surat Nabi saw kepada Raja Najasyi, maka dia langsung memungut surat itu, dan
meletakkannya di depan matanya. Dia turun dari kasurnya ke atas lantai, lalu
masuk Islam di hadapan Ja’far bin Abu Thalib. Langsung saat itu juga Raja
menulis balasan kepada Rasulullah saw.
2. Raja
Mesir, Muqauqis. Raja Mesir telah mengetahui adanya ajaran Rasulullah saw, setelah
surat itu sampai kepadanya, dia meminta sekretaris untuk menuliskan surat
balasan yang didiktekan olehnya, yang isi surat tersebut tidak ada pernyataan
beliau masuk Islam, hanya saja dituliskan bahwa Raja Mesir mengirimkan dua
gadis yang memiliki kedudukan terhormat di masyarakat Qibthi, beberapa lembar
kain, dan seekor Baghal agar dapat dipergunakan oleh Rasulullah saw sebagai
tunggangan. Salah seorang gadis tersebut adalah Mariyah, yang dinikahi oleh
Rasulullah saw, dan dari rahimnya lahir Ibrahim, putra beliau.
Dan
masih ada Raja Persia, Raja Romawi, Raja Uman, dan yang lainnya, dengan
berbagai reaksi dan tindakan yang mendukung juga ada yang menolak.
2.1.5
Dakwah dengan menikahi janda ataupun tawanan perang.
Sejumlah
pernikahan yang beliau lakukan, bukanlah hanya dorongan gejolak dalam diri
manusia dan mencari kepuasan, tetapi ada berbagai tujuan yang hendak diraih
melalui pernikahan tersebut.Beliau memutuskan untuk berbesan dengan Abu Bakar
dan Umar, dengan menikahi Aisyah dan Hafshah. Juga menikahkan putri beliau,
Fathimah dengan Ali bin Abu Thalib, Ruqayyah, dan disusul Ummu Kultsum dengan
Utsman bin Affan, mengisyaratkan bahwa beliau ingin menjalin hubungan yang
benar-benar erat dengan empat orang tersebut, yang dikenal paling banyak berkorban
untuk kepentingan Islam pada masa-masa krisis.
Di
antara tradisi bangsa Arab adalah menghormati hubungan per-besan-an. Keluarga
besan menurut mereka merupakan salah satu pintu untuk menjalin kedekatan antara
beberapa suku yang berbeda.Menurut anggapan mereka, mencela dan memusuhi besan
merupakan aib yang dapat mencoreng muka. Maka dengan menikahi beberapa wanita
yang menjadi Ummahatul-Mukminin, Rasulullah saw hendak mengenyahkan gambaran
permusuhan beberapa kabilah terhadap Islam, dan memadamkan kemarahan mereka
terhadap Islam.
Setelah
Ummu Salamah dari Bani Makhzum, yang satu perkampungan dengan Abu Jahal dan
Khalid bin Walid, dinikahi Rasulullah saw, membuat sikap Khalid bin Walid tidak
segarang sikapnya sewaktu perang Uhud. Bahkan akhirnya dia masuk Islam tak lama
setelah itu dengan penuh kesadaran dan ketaatan.Begitu pula Abu Sufyan yang
tidak berani menghadapi beliau dengan permusuhan setelah beliau menikahi
putrinya, Ummu Habibah.Begitu pula yang terjadi dengan Bani Al-Musthaliq dan
Bani An-Nadhir, yang tidak lagi melancarkan permusuhan setelah beliau menikahi
Juwairiyah dan Shafiyah.Bahkan Juwairiyah merupakan wanita yang paling banyak
mendatangkan barakah bagi kaumnya. Setelah dia dinikahi Rasulullah saw, para
sahabat membebaskan seratus keluarga dari kaumnya, karena itu para sahabat itu
berkata, “Mereka adalah para besan Rasulullah saw.” Tentu saja hal ini sangat
mengundang simpati manusia dan berkesan di dalam jiwa.
Para
Ummahatul-Mukminin mempunyai keutamaan yang amat besar dalam mengajarkan berbagai
kondisi kehidupan rumah tangga kepada manusia, terutama mereka yang memiliki
umur yang relatif panjang, seperti Aisyah.Dia meriwayatkan sekian banyak
perbuatan dan ucapan beliau.
Salah
seorang tokoh masyarakat Quraisy yang selalu menghalangi gerakan dakwah Nabi
Muhammad saw. adalah Abu Lahab. Ia mulai menghasut masyarakat Arab Quraisy
supaya membenci Nabi Muhammad saw. dan Islam. Bahkan Abu Thalib, paman Nabi
yang memelihara dan mengasuhnya sejak kecil juga dihasut untuk melarang Nabi
Muhammad saw. agar tidak menyebarkan ajaran Islam. Ia mendapat ancaman dan
dipaksa untuk memenuhi keinginan masyarakat Quraisy tersebut.
Pada
suatu ketika, Abu Thalib membujuk Nabi Muhammad saw. agar bersedia menghentikan
kegiatan dakwahnya karena banyak tokoh masyarakat kafir Quraisy yang
mengancamnya bila ia tidak berhasil membujuk Nabi Muhammad saw. untuk
menghentikan dakwahnya. Namun permohonan pamannya itu tidak dikabulkan, bahkan
ia berkata tegas: “Wahai pamanku, demi Allah, sekiranya matahari diletakkan di
sebelah kananku, dan bulan di sebelah kiriku supaya aku berhenti berdakwah,
pasti aku tidak akan mau berhenti berdakwah sampai Allah memberiku kemenangan
atau aku binasa dalam perjuangan.”
Orang-orang
kafir Quraisy tidak berani berhadapan langsung dengan Nabi Muhammad saw. untuk
memintanya agar meninggalkan kegiatan dakwah karena mereka masih memandang
posisi sosial pamannya, yaitu Abu Thalib. Tetapi mereka berani mengambil
tindakan terhadap keluarga dan para sahabat Nabi.
Melihat
usaha pendekatan Abu Thalib gagal dan agama Islam terus memperoleh pengikut,
Abu Jahal dan Abu Sufyan mendatangi Abu Thalib kembali sambil mengancam. Mereka
berkata: “Hai Abu Thala, kamu
harus mampu menjaga dirimu jangan membela Muhammad. Kalau hal itu dilakukan
terus maka keluarga kita akan pecah.”Tetapi ancaman itu juga tidak berhasil.
Hal itu disebabkan karena tekad kuat Nabi Muhammad saw. sudah bulat untuk terus
melaksanakan dakwah Islam kepada masyarakat Mekkah meskipun ia harus bertaruh
nyawa.
Gagal
melakukan pendekatan melalui jalur kekeluargaan, akhirnya pemimpin masyarakat
Quraisy lainnya menjumpai Abu Thalib untuk membujuknya agar bisa menghentikan
dakwah kemenakannya itu.Kali ini bukan ancaman yang diberikan, melainkan
tawaran.Ia menawarkan seorang pemuda tampan bernama Amrah Ibnu Walid yang
usianya sebaya dengan Nabi Muhammad saw. Lalu mereka berkata: “Hai Abu Thalib,
Muhammad saya tukarkan dengan pemuda ini. Peliharalah orang ini dan serahkan
Muhammad kepada kami untuk kami bunuh.”
Mendengar
ancaman dan tekanan itu, Abu Thalib menjawab dengan suara lantang: “Hai orang
kasar, silakan dan berbuatlah sesukamu. Aku tidak takut!” Kemudian Abu Thalib mengundang
keluarga Bani Hasyim untuk meminta bantuan dan menjaga Muhammad saw. dari
ancaman dan penganiayaan kafir Quraisy.
Setelah
gagal melakukan tekanan kepada Nabi Muhammad saw. dan Abu Thalib, pemimpin
Quraisy mengutus Uthbah Ibnu Rabi’ah untuk membujuk Nabi Muhammad saw. agar
menghentikan dakwahnya. Untuk itu, ia menawarkan beberapa pilihan kepada Nabi
Muhammad saw. Lalu ia berkata: “Hai Muhammad, bila kamu menginginkan harta
kekayaan, saya sanggup menyediakan untukmu. Bila kamu menginginkan pangkat yang
tinggi, saya sanggup mengangkatmu menjadi raja, dan bila kamu menginginkan
wanita cantik, saya sanggup mencarikannya untukmu.Tetapi dengan syarat kamu mau
menghentikan kegiatan dakwahmu.”
Mendengar
tawaran itu, Nabi Muhammad saw. menjawab dengan tegas melalui surah as-Sajadah
ayat 1-37. Demi mendengar firman itu, Uthbah tertunduk malu dan hati kecilnya
membenarkan ajaran Nabi Muhammad saw. Kemudian ia kembali ke kaumnya dan
menceritakan apa yang baru saja dialaminya. Kemudian ia menganjurkan kepada masyarakat
Quraisy dan kawan-kawannya untuk menerima ajakan Muhammad saw.
Mereka
yang tidak senang dengan ajakan Nabi Muhammad saw. terus berusaha mengganggu
dan merintangi dakwah Nabi dengan berbagai cara, termasuk penyiksaan dan
pembunuhan. Di antara sahabat Nabi Muhammad saw. yang mendapat siksaan dari
kafir Quraisy adalah Bilal bin Rabah, Yasr, Amr bin Yasir, Sumaiyah (isteri
Yasir), Khabbah bin Aris, Ummu Ubais, Zinnirah, Abu Fukaihah, Al-Nadyah, Amr
bin Furairah, dan Hamamah. Mereka menerima siksaan di luar batas
perikemanusiaan, misalnya dipukul, dicambuk, tidak diberi makan dan minum.Bilal
dijemur di terik matahari dan ditindih batu besar.Isteri Yasir yang bernama
Sumaiyah ditusuk dengan lembing sampai terpanggang.
Siksaan
itu ternyata tidak hanya dialami oleh hamba sahaya dan orang-orang miskin,
tetapi juga dialami oleh Abu Bakar ash-Shiddiq, Zubair bin Awwam. Namun siksaan
yang dialami Abu Bakar ash-Shiddiq tidak berlangsung lama karena ia mendapat
pertolongan dari sukunya yaitu Bani Taymi.
Hambatan,
gangguan, dan ancaman terus berlangsung dilakukan masyarakat kafir Quraisy
terhadap umat Islam hingga akhirnya umat Islam diperintahkan oleh Nabi Muhammad
saw. untuk hijrah ke Habsyi (Etheopia).
2.2 DAKWAH
RASULULLAH SAW PERIODE MADINAH
Dikota
mekkah telah kita ketahui bahwa bangsa quraisy dengan segala upaya akan
melumpuhkan gerakan Muhammad Saw. Hal ini di buktikan dengan pemboikotan yang
dilakukan mereka kepada Bani Hasyim dan Bani Mutahlib. Di antara pemboikotan
tersebut adalah:
1. Memutuskan
hubungan perkawinan
2. memutuskan
hubungan jual beli
3. memutuskan
hubungan ziarah dan menziarah dan lain-lain
Merasakan bahwa tidak lagi sesuai di jadikan
pusat dakwah Islam beliau bersama zaid bin haritsah hijrah ke thaif untuk
berdakwah ajaran itu ditolak dengan kasar. Nabi Saw. Di usir, di soraki dan
dikejar-kejar sambil di lempari dengan batu.Walaupun terluka dan sakit, Beliau
tetap sabar dan berlapang dada serta ikhlas.Meghadapi cobaan yang di hadapinya.
Saat
mengahadapi ujian yang berat Nabi Saw bersama pengikutnya di perintahkan oleh
Allah SWT untuk mengalami isra dan mi’raj ke baitul maqbis di palestina, kemudian
naik kelangit hingga ke sidratul muntaha.Kejadian isra dan mi’raj terjadi pada
malam 17 rajab tahun ke-11 dari kenabiannya (sekitar 621 M) di tempuh dalam
waktu satu malam.
Hikmah
Allah Swt. Dari peristiwa isra dan mi’raj antar lain sebagai berikut:
1. Karunia
dan keistimewaan ersendiri bagi Nabi saw.
2. Memberikan
penambahan kekuatan iman keyakinan beliau sebagai rasul
3. Menjadi
ujian bagi kaum muslimin sendiri.
Berita
ini menjadi olokan kaum Quraisy kepada Nabi saw. Mereka mengira Nabi saw telah
gila. Orang pertama memperceyainya adalah Abu Bakar sehingga diberi gelar As
Siddiq.
Hijrah
Nabi Muhammad saw Ke Yatsrib (Madinah)
Faktor
yang menorong hijrahnya Nabi saw
1. Ada
tanda-tanda baik pada perkembangan Islam di Yatsrib
2. 2..
Rencana pembunuhan Nabi saw:
Rencana-rencana
tersebut diketaui oleh Nabi saw dan para pemuda qurasy terkacoh. Mereka
mengejar dan menjelajahi seluruh kota untuk mencari Nabi saw tetapi hasilnya
nihil. Kemudian Nabi bersama pengikutnya melanjutkan perjalanannya menelusuri
pantai laut merah
Sebelum
memasuki Yatsrib, Nabi saw singgah di Quba selama 4 hari beristirahat, Nabi
mendirikan sebuah masjid quba dan masjid pertama dalam sejarah Islam. Tepat
hari Jumat 12 Rabiul awal tahun 1 hijrah bertepatan 24 September 6 M, Nabi saw
mengadakan shalat Jum'at yang pertama kali dalam sejarah Islam dan Beliau pun
berkhotbah di hadapan muslimin Muhajirin dan Anshar.
Penduduk
kota Madinah terdiri dari 2 golongan yang berbeda jauh, yaitu:
1. Golongan
Arab yang berasal dari selatan yang terdiri dari suku Aus dan Khazraj
2. Golongan
yahudi, yaitu orang-orang Israel yang berasal dari utara (Palestina)
Adapun
substansi dan strategi dakah Rasulullah saw antara lain:
1. Membina
masyarakat Islam melalui pertalian persaudaraan antara kaum Muhajjirin dengan
kaum Anshar
2. Memelihara
dan mempertahankan masyarakat Islam
3. Meletakkan
dasar-daar politik, ekonomi dan social untk masyarakat Islam
Tujuan hijrahnya Rasulullah SAW dan
umat Islam dari Mekah (negeri kafir) ke Yastrib (negeri Islam) adalah:
•
Menyelamatkan diri dan
umat Islam dari tekanan, ancaman dan kekerasan kaum kafri Quraisy. Bahkan pada
waktu Rasulullah SAW meninggalkan rumahnya di Mekah untuk berhijrah ke Yastrib
(Madinah), rumah beliau sudah dikepung oleh kaum Quraisy dengan maksud untuk
membunuhnya.
•
Agar memperoleh
keamanan dan kebebasan dalam berdakwah serta beribadah, sehingga dapat
meningkatkan usaha-usahanya dalam berjihad di jalan Allah SWT, untuk menegakkan
dan meninggikan agama-Nya (Islam)
Artinya: “Dan orang-orang yang berhijrah
karena Allah sesudah mereka dianiaya, pasti Kami akan memberikan tempat yang
bagus kepada mereka di dunia. dan Sesungguhnya pahala di akhirat adalah lebih
besar, kalau mereka mengetahui, (yaitu) orang-orang yang sabar dan hanya kepada
Tuhan saja mereka bertawakkal.” (Q.S. An-Nahl, 16: 41-42)
Dakwah Rasulullah SAW periode Madinah
berlangsung selama sepuluh tahun, yakni dari semenjak tanggal 12 Rabiul Awal
tahun pertama hijriah sampai dengan wafatnya Rasulullah SAW, tanggal 13 Rabiul
Awal tahun ke-11 hijriah.
Materi dakwah yang disampaikan Rasulullah
SAW pada periode Madinah, selain ajaran Islam yang terkandung dalam 89 surat
Makiyah dan Hadis periode Mekah, juga ajaran Islam yang terkandung dalm 25
surat Madaniyah dan hadis periode Madinah. Adapaun ajaran Islam periode
Madinah, umumnya ajaran Islam tentang masalah sosial kemasyarakatan.Mengenai
objek dakwah Rasulullah SAW pada periode Madinah adalah orang-orang yang sudah
masuk Islam dari kalangan kaum Muhajirin dan Ansar. Juga orang-orang yang belum
masuk Islam seperti kaum Yahudi penduduk Madinah, para penduduk di luar kota
Madinah yang termasuk bangsa Arab dan tidak termasuk bangsa Arab.
Rasulullah SAW diutus oleh Allah SWT bukan
hanya untuk bangsa Arab, tetapi untuk seluruh umat manusia di dunia, Allah SWT
berfirman:
Artinya: “Dan Tiadalah Kami mengutus
kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat
bagi semesta alam.” (Q.S. Al-Anbiya’, 21: 107)Dakwah Rasulullah SAW yang
ditujukan kepada orang-orang yang sudah masuk Islam (umat Islam) bertujuan agar
mereka mengetahui seluruh ajaran Islam baik yang diturunkan di Mekah ataupun
yang diturunkan di Madinah, kemudian mengamalkannya dalam kehidupan
sehari-hari, sehingga mereka betul-betul menjadi umat yang bertakwa.Selain itu,
Rasulullah SAW dibantu oleh para sahabatnya melakukan usaha-usaha nyata agar
terwujud persaudaraan sesama umat Islam dan terbentuk masyarakat madani di
Madinah.
Mengenai dakwah yang ditujukan kepada
orang-orang yang belum masuk Islam bertujuan agar mereka bersedia menerima
Islam sebagai agamanya, mempelajari ajaran-ajarannya dan mengamalkannya,
sehingga mereka menjadi umat Islam yang senantiasa beriman dan beramal saleh,
yang berbahagia di dunia serta sejahtera di akhirat.
Setelah ada izin dari Allah SWT untuk
berperang, sebagaimana firman-Nya dalam surah Al-Hajj, 22:39 dan Al-Baqarah,
2:190, maka kemudian Rasulullah SAW dan para sahabatnya menusun kekuatan untuk
menghadapi peperangan dengan orang kafir yang tidak dapat dihindarkan lagi
Artinya: “Telah diizinkan
(berperang) bagi orang-orang yang diperangi, karena Sesungguhnya mereka telah
dianiaya. dan Sesungguhnya Allah, benar-benar Maha Kuasa menolong mereka itu”
(Q.S. Al-Hajj, 22:39)
Artinya: “Dan perangilah di jalan
Allah orang-orang yang memerangi kamu, (tetapi) janganlah kamu melampaui batas,
karena Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.”
(Q.S. Al-Baqarah, 2:190)
Peperangan-peperangan yang dilakukan oleh
Rasulullah SAW dan para pengikutnya itu tidaklah bertujuan untuk melakukan
penjajahan atau meraih harta rampasan pernag, tetapi bertujuan untuk:
1. Membela
diri, kehormatan, dan harta.
2. Menjamin
kelancaran dakwah, dan memberi kesempatan kepada mereka yang hendak
menganutnya.
3. Untuk
memelihara umat Islam agar tidak dihancurkan oleh bala tentara Persia dan
Romawi.
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Rasulullah
saw menampakkan Islam pada awal mulanya kepada orang yang paling dekat dengan
beliau, anggota keluarga dan sahabat karib beliau. Mereka adalah orang yang
sudah beliau kenal baik, dan mereka mengenal baik beliau, mereka yang diketahui
mencintai kebaikan dan kebenaran, dan mereka juga mengenal kejujuran dan
kelurusan beliau. Mereka yang diseru ini, langsung memenuhi seruan beliau,
karena mereka sama sekali tidak menyangsikan keagungan diri beliau dan
kejujuran kabar yang beliau sampaikan.
Selama tiga
tahun dakwah masih dilakukan secara sembunyi-sembunyi dan perorangan.Selama
jangka waktu ini telah terbentuk sekelompok orang-orang Mukmin yang saling
menguatkan hubungan persaudaraan dan saling membantu. Penyampaian dakwah terus
dilakukan, hingga turun wahyu yang mengharuskan Rasulullah saw menampakkan
dakwah kepada kaumnya, menjelaskan kebatilan mereka dan menyerang
berhala-berhala sesembahan mereka.
Tujuan dakwah Rasulullah
SAW yang luhur dan cara penyampaiannya yang terpuji, menyebabkan umat manusia
yang belum masuk Islam banyak yang masuk Islam dengan kemauan dan kesadarn
sendiri. namun tidak sedikit pula orang-orang kafir yang tidak bersedia masuk
Islam, bahkan mereka berusaha menghalang-halangi orang lain masuk Islam dan
juga berusaha melenyapkan agama Isla dan umatnya dari muka bumi. Mereka itu
seperti kaum kafir Quraisy penduduk Mekah, kaum Yahudi Madinah, dan
sekutu-sekutu mereka.
DAFTAR PUSTAKA
Suntiah, ratu dan maslani.2010. sejarah peradaban islam. Bandung : CV.
Insan Mandiri.
Chalil, moenawar.2001. kelengkapan tarikh Nabi Muhammad. Jakarta : Gema
insani.
Badri, yatim.2006. Sejarah peradaban
islam. Jakarta : PT. Raja Grafindo persada. Muthahari,murtadha.2006. sirah sang
nabi jakarta : Al-Huda. Al-mubarakfury Rahman,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar