Sepetak
langit mengintip di antara genting atap rumah yang sesak. Dari halaman, hanya
satu atau dua bentuk bintang yang akan tampak saat seseorang memandang ke atas.
Di atas sana hanya langit membayangi, dan sepetak langit tak pernah menjadi
istimewa. Namun, seorang gadis dan temannya sedang memandang bentangan langit
yang lebih lebar memayungi pulau garam. Di langit barat, bulan penuh
menggantung, menyinarkan sisa-sisa cahayanya yang semalam. Tiba-tiba datang
seorang lelaki membawa petasan,”nih katanya kamu mau petasan”, ujar Rifki.
Aqila pun merasa kaget,
dia merasa heran melihat rifki ada dihadapannya, dan dia membawa petasan.
Padahal tadi Qila hanya becanda lewat komentar di facebooknya yang meminta
petasan.
“ciee- ciee” ujar tika. Ada
penggemar baru nih.
Ikh tika apaan sih, sambil
tersipu malu. Ya udah tika aku mau pulang akh, Rifki sama kamu saja.
Keesokannya, tika dan Qila
pun bertemu.”kamu sebenarnya suka sama
siapa sih?, Rifki atau Irfan sih”. Emang kenapa gitu tik? “jawab Qila”.
“Enggak, malam Rifki
nanyain kamu la”, dia ingin serius sama kamu.
Qila tidak menyangka orang
yang memang baru – baru ini dia dekat lewat facebook dan Rifki pun tidak
mengetahui nomor HP nya Qila, tiba – tiba bicara kepada temannya sekaligus
teman Rifki yaitu Tika. “waduh tik, no koment akh” ujar qila.
“Lalu, kamu sama Irfan
gimana qil?”, “aku juga bingung tik, aku belum tahu perasaan dia ke aku seperti
apa, tapi kita emang dekat,tapi sampai saat inipun dia tidak pernah
mengungkapkan perasaan apa-apa”, jawab Qila.
Semakin hari, Rifki
semakin perhatian kepada Qila. Namun, di satu sisi hanya Irfanlah yang mampu
meluluhkan hatinya setelah sekian lama dia putus dari pacarnya.
Irfan merupakan orang yang
rumahnya tidak terlalu jauh dari rumah Qila, namun dia mengenal dekat irfan
lewat facebook, dan entah kenapa Qila selalu merasa senang saat dia mendapat
sms atau telepon atau chat dengan Irfan, hal inilah yang membuatnya bimbang.
Rifki yang selalu siap siaga untuk Qilapun tidak diliriknya, karena dia yakin
sang pujaan hatinya pasti akan segera menyatakan cintanya.
Irfan pun juga tak kalah
dengan memberikan perhatian lebih kepadanya. Qila merupakan gadis 17 tahun yang
berkulit putih, tinggi dan berperawakan kurus dan berwajah cantik.
“Qil, kamu mau ngasih
judul gak hubungan kita ini”? ujar Irfan. Kita kan sudah lama dekat, ataukah
kamu hanya ingin hubungan kita ini polos saja tanpa ada judul yang jelas?.
“saya kira kau tak akan menghiraukan hubungan kita ini yang berjalan tanpa arah
dan tujuan yang jelas, saya sudah tentu ingin hubungan kita ini diberi judul
seindah-indahnya” ujar qila sambil tersenyum.Irfanpun hanya membalas dengan
tersenyum, “kalau gitu kita sekarang dah jadi pasangan kekasih” ujar irfan.
Qila hanya mengangguk dan tersipu malu.
“akhirnya hubungan ini jelas juga”ujar qila dalam hatinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar